Thursday, February 09, 2006

Lusuhnya seorang sales-man


Waktu makan siang ini tadi, aku selesai duluan dibanding daud, budi, dan panca. Sambil melihat keluar, ada seorang laki-laki baru turun dari suzuki crystal hitam yang udah jadi abu2 ketutup debu, dibagian belakang dia bawa kantong gede seperti kantong surat pak pos yang coklat itu, tapi yang ini ijo, dipunggungnya ada ransel kuning yang lusuh juga, sebuah map papan dan 2 renteng produk minuman instan (lupa mereknya) dia bawa masuk ke dalam warung. Awalnya aku kira dia temen daud, abis dia tersenyum ke daud sih, tapi tiba2 dia duduk dibelakang daud, pas yang punya warung keluar aku baru ngeh kalo ternyata dia seorang sales yang mau nawarin produknya untuk ditaruh di warung itu.
Terjadilah pembicaraan, dan nego dengan empunya warung (yg laki2) aku gak seberapa denger, tapi yang sempat terdengar saat empunya warung (yg cewek) bilang "... gak usah pak, wong arek2 prei" (ndak usah pak, anak2-mahasiswa masih libur) sambil mengembalikan sachet minuman yang dipegang suaminya ke laki2 itu.
aku jadi kasihan, wuih di tolak, gak jadi di beli barangnya ;-(
Yang bikin tambah kasihan, dia melangkah gontai saat keluar warung dengan membawa barang dan map-nya, sampai di sepeda motor dia memasukkan barang2nya ke tas yang gede itu dan menutupnya rapat. Dia kemudian mengangkat tas itu dan meletakkannya di tanah, kemudian membuka sadel motornya, aku pikir cuman mengeluarkan jas ujannya, udah gerimis sih, tapi ternyata dia membuka tutup tangki bensinnya, dan menengok ke dalam tangki itu kantas menutupnya,
jadi tambah kasihan ;-( , sampai akhirnya dia mengembalikan tas gedenya seperti semula.
Trus dia nyelipin jas ujannya dijepitan yang ada dibagian tengah motornya, diatas jepitan itu terselip pula sebotol aqua yang tinggal separo (perasaan sih), kemudian dia mengenakan helm dan memutar balik arah motornya kemudian jalan ke timur. Dia berjalan pelan ke timur sambil melihat deretan warung di barat STIKOM yang dia lewati, "aduh susah juga jadi sales, nawarin barang, panas2, ternyata gak ada yang beli ....." pikirku, sejurus kemudian aku inget adikku yang nomor dua namanya Irfan, dia dulu juga pernah jadi sales onderdil, mie instan, baja, terakhir dia juga pernah jadi sales sabun, hmm...., jadi sedih...., sekarang dia dan temen sebelah rumah sedang usaha tambak udang untuk ekspor, badannya kecil gak bisa gemuk.
Seperti badan sales di warung tadi, rambutnya awut2an, jaketnya dah kusut, sepatu hitam yang nyaris abu2 berat juga ya kerjanya ...,
Padahal kalo dibandingkan dengan kita, enakan kita bisa kerja dikantoran suasananya dingin gak kepanasan, komputer siap dipakai kapan saja, online lagi, beberapa kerjaan tinggal nyuruh orang untuk ngerjain, bisa bikin kopi, bikin teh, bahkan bisa tidur di meja kerja .... bisa dengerin hardrock ama update blog seperti aku nulis ini ;-p

kenapa aku jadi melo gini ya ;-)
sekedarsharingagarkitalebihbisamelihatkebawah

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home